Sabtu, 16 November 2013

Transport Layer (UDP dan TCP)

haloo. . .
kembali lagi.. :)
saat ini, saya akan berbagi sedikit tentang salah satu dari layer OSI yaitu transport layer.
namun, maaf bila dalam penjelasan ini, ada pernyataan yang salah (maklumlah baru belajar :D)

Apa sih transport layer itu ?
Apa saja fungsi transport layer ?
bagaimana mekanisme dari protokol yang ada pada transport layer ??
Naah, ini penjelasannya.

Transport layer merupakan salah satu dari layer OSI yang berada pada tingkat ke-empat, yang termasuk dalam kelompok Lower Layer atau layer yang lebih dekat dengan mesin.
Transport layer bertanggung jawab atas pengiriman segmen (segment) dari proses sumber (source) ke proses tujuan (destination).


Fungsi Transport Layer
Berikut beberapa fungsi transport layer :
  • Komunikasi end-to-end logik : Setiap host bisa saja memiliki lebih dari 1 aplikasi yang memanfaatkan network untuk proses komunikasi. Setiap aplikasi tersebut bisa saja berkomunikasi dengan satu atau lebih aplikasi pada host lain.
  • Segmenting : Layer transport bertanggung jawab untuk melakukan segmentasi data yang diterima dari layer atas (layer application). Setiap pecahan data hasil segmentasi akan di enkapsulasi dengan header yang berisi informasi-informasi layer transport seperti, nomor urut (sequence) dan juga port address pengirim dan penerima.
  • Reassembling data: Pada sisi penerima, transport layer memanfaatkan informasi yang ada pada header layer transport untuk menyusun ulang segmen-segmen data menjadi data yang utuh sebelum diberikan ke layer atas (application).
  • Identifikasi aplikasi (port-addresssing) : Agar data dapat disampaikan pada aplikasi yang tepat, layer transport harus mengidentifikasi target aplikasi yang dituju. Layer transport. Untuk itu layer transport memberikan identifier/addressing untuk aplikasi (service/layanan) yang disebut dengan port number.
  • Multiplexing/Demultiplexing : memungkinkan layer bawah (network) untuk memproses data tanpa memperhatikan aplikasi mana yang menginisiasi data tersebut, dan hanya focus pada mesin (host) yang dituju.
 


  • Reliable Delivery : Banyak hal yang bisa menyebabkan data korup atau hilang dalam proses. pengiriman, transport layer dapat memastikan penerima mendapatkan data tersebut dengan mengirim ulang data yang hilang.
  • Sequencing : Banyaknya rute untuk mencapai tujuan dapat menyebabkan data diterima tidak berurutan, transport layer dapat menyusun ulang data secara benar dengan adanya penomoran dan sequencing.
  • Flow control : Memori komputer atau bandwidth network tidak tak terbatas, transport layer bisa meminta aplikasi pengirim untuk mengurangi kecepatan pengiriman data. Hal ini dapat mengurangi hilangnya data dan proses pengiriman ulang.

Port Addressing dan Socket Addressing
Port merupakan 16 bit nomor yang digunakan oleh host-to-host protocol guna mengenali level yang lebih tinggi. Ada beberapa jenis port addressing pada transport layer, yaitu :
  1. well-known port
  • Antara 0 – 1023
  • Disediakan untuk aplikasi dan servis yang sudah umum digunakan
  • Contoh : http (80), ftp (21), smtp (25) dan lain-lain
    2. registered port
  • Antara 1024 – 49151
  • Disediakan untuk aplikasi/servis yang tidak umum
  • Bisa juga digunakan secara dinamis sebagai source port di sisi client. 
    3. dynamic port / ephemeral

  • Antara 49152 – 65535
  • Digunakan secara dinamis sebagai source port di sisi client.
Gambar : port addressing

Socket merupakan penghubung dari aplikasi ke hardware, yang digunakan oleh sebuah proses untuk meminta layanan jaringan dari sistem informasi.
Gambar : socket addressing
Beberapa aplikasi memerlukan requirement pengiriman data yang berbeda, karena itulah dibuat beberapa protokol transport yang berbeda untuk memenuhi requirement tersebut. 2 protokol paling terkenal adalah TCP dan UDP.
  1. TCP (Transmission Control Protocol)

  • Reliability TCP dijalankan dengan membangun komunikasi connection-oriented (source menciptakan koneksi dengan destination host, sebelum mengirimkan segmen pada destination ), jadi sebelum dikirim, disampaikan dulu. 
  • Terdapat mekanisme flow control dengan acknowledgement untuk memastikan tidak ada error, pengirim tahu bahwa data telah sampai ke tujuan jika menerima ack dari penerima. Jika tidak ada ack yang diterima maka pengirim berasumsi bahwa data yang dikirim tadi tidak sampai ke tujuan dan akan melakukan transmisi ulang data tersebut. Namun ack ini menyebabkan traffic network berlebih untuk pengirimannya dan juga retransmisinya. flow control pada transport layer bersifat "end-to-end".



Field-field yang ada pada header TCP seperti pada gambar dibawah ini dapat memungkinkan terjadinya komunikasi reliable (mekanisme flow control) dan communication-oriented.
Gambar : header TCP
keterangan :
  1. Source Port Number : Port number pada device yang menginisiasi koneksi TCP. Biasanya bernilai random diatas 1023.
  2. Destination Port Number : Port number yang mengidentifikasikan protokol layer atas / aplikasi yang berjalan pada device tujuan.
  3. Sequence Number : Nomor urut masing-masing segmen.
  4. Acknowledgment (ACK) : Nomor octet (byte) selanjutnya yang ditunggu oleh penerima.
  5. Window Size : Menunjukkan berapa banyak byte yang bisa dikirimkan sebelum menunggu datangnya acknowledgment dari penerima.

Komunikasi Klien-Server
Pada komunikasi TCP, setiap servis akan di assign (default/manual) dengan sebuah port number. Dua atau lebih aplikasi servis tidak boleh menggunakan port yang sama. Ketika sebuah port telah di assign ke sebuah aplikasi server, maka port itu disebut open pada sisi server.



TCP Three-way Handshake

Sebelum transaksi data via TCP, 2 host harus menjalin koneksi. jadi sebelum mengirim data, harus dibilang terlebih dahulu. Client menginisiasi komunikasi dengan server untuk menunjukkan bahwa :
  • Ada tidaknya mesin tujuan
  • Apakah mesin tujuan menjalankan aplikasi yang direquest pada port tujuan.
  • Client ingin menjalin komunikasi pada port tujuan.


TCP Connection Termination

Dalam komunikasi TCP, hal ini digunakan untuk menutup koneksi yang telah terjalin sebelumnya. Dibutuhkan two-way handshake untuk menutup satu arah session. Karenanya untuk menutup 2 arah session (client-server dan server client) dibutuhkan 4 kali pertukaran data. jadi istilahnya, "sebelum pergi, lapor dulu"

TCP Acknowledgement
Salah satu fitur protokol TCP adalah memastikan sampainya data ke penerima. Layanan TCP pada sisi penerima akan mengirimkan paket acknowledgement kepada pengirim data untuk memberi tahu bahwa data telah diterima.
Sequence number dan acknowledgement number digunakan bersamaan untuk mengkonfirmasi diterimanya sebuah segmen data. Sequence number mengindikasikan jumlah byte relatif yang telah dikirim dalam satu session. Sedangkan acknowledgement number mengindikasikan byte berikutnya yang ditunggu oleh penerima.


TCP Flow Control
Flow control membantu reliability proses transmisi dengan cara menyesuaikan kecepatan efektif untuk aliran data antara 2 mesin. Ketika pengirim (source) diberi tahu bahwa sejumlah data telah diterima, maka source dapat meningkatkan jumlah data untuk session tersebut.
Window size menentukan jumlah data yang dapat dikirimkan oleh source tanpa harus menunggu adanya acknowledgement dari penerima. TCP akan memilih kecepatan transmisi data semaksimal mungkin yang dapat di dukung oleh network dan device dan proses retransmisi bisa dikurangi seminimal mungkin.
contoh aplikasi : pengiriman e-mail, HTTP, TFTP.


 2. UDP (User Datagram Protocol)
Protokol UDP menyediakan fungsi-fungsi layer transport namun jauh lebih sederhana daripada TCP. 
  • Memiliki overhead yang lebih rendah daripada TCP karena bersifat connection-less (tidak menjalin koneksi sebelum mengirim data seperti yang dilakukan TCP), yang berarti data akan langsung dikirimkan begitu saja tanpa dikonfirmasi terlebih dahulu.
  • Tidak menyediakan fitur-fitur retransmission, mekanisme flow control, dan buffering (penyanggaan) terhadap data yang masuk.
  • tidak ada proses sequencing pada komunikasi UDP, sehingga datagram yang hilang tidak akan dikirim ulang.
  • Beberapa datagram (segmen) untuk TCP kadang mengambil jalur yang berbeda untuk sampai ke tujuan. Hal itu dapat menyebabkan datagram-datagram yang diterima dalam kondisi tidak berurutan. 

Namun bukan berarti UDP benar-benar “unreliable”, hanya saja fungsi-fungsi yang disediakan TCP tidak ada di UDP, dan jika diperlukan harus di implementasikan pada layer lain.
Biasanya aplikasi yang menggunakan protokol UDP adalah yang memerlukan delay serendah mungkin dan bisa mentoleransi hilangnya beberapa data.

Contoh aplikasi : DNS, SNMP, DHCP, RIP, streaming video, online games, VOIP.
Gambar : header UDP (lebih sederhana dari TCP)

tabel well-known port pada TCP dan UDP

tabel perbedaan antara TCP dan UDP


Sekian pembahasan saya (sudah terlalu banyak penjelasannya). :D semoga bermanfaat yaa. . :) Terima kasih.

Sumber :  http://xaverius.najoan.net/index.php/component/content/article/4-lecture/18-jaringan-komputer
               http://akhmadkun.wordpress.com/2012/10/19/tentang-transport-layer/
               http://slideshare.net/materikuliah/transport-layer-protocol-udp-dan-protocol-tcp
 






Sabtu, 05 Oktober 2013

Network Layer

Apa itu network layer ?
Sekarang, saya akan menjelaskan tentang network layer.
Network layer merupakan bagian ketiga dari tujuh layer OSI. 


Network Layer menerima data dari transport layer dan meneruskannya ke data link layer (saat pengiriman data) atau menerima data dari data link layer dan meneruskannya ke transport layer (saat penerimaan data).
Network Layer bertanggung jawab atas pengiriman data yang berbentuk paket dari pengirim untuk bagaimana dapat sampai ditujuan (penerima) dengan baik dan benar. 

Fungsi Network Layer
Network Layer memiliki 5 fungsi utama, yaitu :
1. Addressing
Salah satu fungsi dari Network Layer adalah pengalamatan. Bagaimana agar data tersebut dapat sampai ke tujuan. Tujuan dari addressing sendiri yaitu mengidentifikasi host dalam jaringan internet. Alamat untuk Network Layer disebut juga Logical Address (Alamat Logikal) atau IP Address (Alamat IP). Agar dapat berkomunikasi, paket juga harus memiliki alamat IP beda (unik) dan universal.
Alamat IP terdiri dari empat jenis, yaitu :
  • Unicast Address : alamat IP ditujukan pada satu host tunggal
  • Multicast Address : alamat IP ditujukan pada beberapa host
  • Broadcast Address : alamat IP ditujukan pada semua host yang ada dalam satu jaringan tertentu
  • Network Address : alamat IP ditujukan pada satu network (jaringan) dan bukan individual host
Untuk memudahkan pembagian alamat IP kepada seluruh pengguna jaringan internet, maka Alamat IP dikelompokkan dalam satu arsitektur kelompok tertentu.


1. Classfull Addressing
Pada classful addressing, alamat IP dikategorikan menjadi 5 class (kelas) A, B, C, D, and E.


Alamat IP dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Network identifier (Net-ID) sebagai identitas jaringan.
2. Host identifier (Host-ID) sebagai identitas host dalam jaringan.
Contoh 160.12.3.27



 



 
                                                                             

Langkah-langkah menentukan alamat pertama dan terakhir Classfull Addressing :
  1. 1. Alamat pertama (Network Address) suatu blok diperoleh dengan mengganti semua bit Host-ID menjadi 0 (010).
  2. 2. Alamat terakhir (Broadcast Address) suatu blok diperoleh dengan mengganti semua bit Host-ID menjadi 1 (25510)


Namun, penggunaan/penerapan Classfull Address menimbulkan beberapa masalah, diantaranya :
  • Karena organisasi/perusahaan diberikan satu blok IP, maka banyak alamat IP yang tidak digunakan (terbuang).
  • Tidak banyak organisasi/perusahaan yang membutuhkan IP sampai jutaan, sehinnga Classfull dapat dikatakan sangat boros.
  • Bagaimana dengan organisasi/perusahaan yang kecil, yang hanya membutuhkan sejumlah kecil alamat IP (contoh 20 alamat IP)? Sedangkan IP kelas C bisa sampai 256 alamat IP.
Untuk mengatasinya, pada tahun 1990 dikembangkan arsitektur pengelompokan alamat IP tanpa pembagian kelas yang disebut Classless Addressing.
2. Pada Classless Addressing, alamat IP di kategorikan bukan berdasarkan class, tetapi berdasarkan konsep subnetting (membagi jaringan menjadi beberapa jaringan kecil berdasarkan bilangan tertentu atau subnet-mask).



contoh subnet-mask dengan nilai CIDR




2. Internetworking
Fungsi kedua Network Layer yaitu memungkinkan komunikasi data antar host melalui berbagai jaringan fisik yang heterogen (internetworking). Proses routing dilakukan melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer3.
Switching network layer pada jaringan internet menggunakan teknik packet switching.




3. Routing
Tujuan dari routing yaitu menentukan suatu jalur yang “baik” (router-router yang berurutan) melalui suatu jaringan dari source ke destination.
Proses routing ini diperankan oleh perangkat jaringan yang dikenal sebagai Router, perangkat penghubung antara satu network dengan network lainnya. Dalam perjalannya, paket bisa saja melewati beberapa router sebelum sampai ke mesin tujuan. Setiap router yang harus dilalui oleh packet disebut sebagai hop.

Tabel routing


contoh tabel routing


4. Packetizing
Fungsi Network Layer yang lain yaitu pembungkusan (enkapsulasi), dimana data dari layer sebelumnya dibungkus menjadi satu paket.
Pada saat pengiriman dari layer transport, segmen/datagram akan di enkapsulasi dengan header layer network (IP Header) sehingga menjadi data layer 3 atau layer network yang kita kenal sebagai paket. Diantara informasi yang disertakan dalam header ini adalah informasi IP address dari mesin pengirim dan penerima. Sedangkan pada saat penerimaan dari data link layer, paket akan di dekapsulasi (menjadi segmen/datagram) kemudian dibaca informasi pada IP header-nya, jika IP address tujuan paket tersebut adalah IP address komputer penerima maka paket yang sudah di dekapsulasi menjadi segmen/datagram tersebut akan dinaikkan ke layer atasnya yaitu layer transport.
Paket IP/IP Datagram


5. Fragmenting
Fragmenting bertugas memisah-misahkan paket yang telah kelewatan kapasitas/batas, sehingga dapat dikirim.
jaringan data link mempunyai spesifikasi MTU (max.transfer size) tertentu. IP datagram yang besar (tidak sesuai dengan MTU jaringan link layer) akan dipotong (fragmented) dari  satu datagram menjadi beberapa datagram. “penyusunan kembali” hanya dilakukan di penerima menggunakan bit-bit header pada IP datagram.



 Saat ini, IP yang digunakan masih Ipv4, yang hanya memiliki 32-bit address space dan diperkirakan akan habis pada tahun 2008. Pv6 masih dalam tahap pengembangan dan belum banyak dipakai.
Format IPv6 datagram :
  1. fixed-length 40 byte header
  2. no fragmentation allowed
Motivasi tambahan:
  • Format header membantu kecepatan pengolahan /forwarding
  • Perubahan header untuk mengakomodasi QoS
  • Alamat “anycast” baru
Jadi, dapat dikatakan bahwa IPv6 jauh lebih baik dibanding IPv4.

Demikian pembahasan saya, semoga dapat berguna. Terima kasih :)

Sumber : 
http://telecom.ee.itb.ac.id/~tutun/ET5044/0304/4.ppt   

Sabtu, 28 September 2013

Network Devices

Masih tentang materi Jaringan Komputer, sekarang saya akan membahas tentang Network Devices (Perlengkapan Jaringan).

Tujuan dari pembahasan ini, yaitu kita dapat mengetahui perangkat-perangkat yang digunakan dalam jaringan komputer, dan dapat memahami penggunaan dari setiap perangkat dalam jaringan komputer.

Network Devices terbagi menjadi empat, yaitu :
1. Host
host dapat berupa workstation (komputer yang menggunakan jaringan untuk berhubungan dengan komputer lain atau dengan server), handheld device (komputer kecil yang dapat digenggam dengan tangan, seperti handphone), electronic device (peralatan elektronik), dan server (suatu sistem komputer yang menyediakan layanan tertentu).

2. Transmission Media
 Transmission media merupakan medium transmisi yang digunakan, diantaranya berupa kabel. 
kabel coaxial
kabel fiber optik



Kabel twisted pair UTP, STP


3. Interface (network interface)

Network interface merupakan antarmuka antara station/node tertentu dan jaringan (dalam hal ini media transmisi). Network interface pada jaringan kabel berbentuk kartu yang disebut : Network Interface Card (NIC)/ Ethernet card/ Network card. Network interface pada jaringan nirkabel disebut sebagai wireless interface / wireless interface card. Setiap network interface memiliki alamat physical address yang berfungsi mengontrol komunikasi data host dalam LAN dan medium. Penentuan jenis network interface yang akan digunakan, didasarkan pada media transmisi, topologi jaringan dan tipe koneksi. 


4. Connecting devices (perangkat koneksi)
Connecting device bertugas mengoneksikan kepada beberapa komponen. Berikut merupakan jenis-jenis dari perangkat koneksi :
  • Repeater
Repeater merupakan suatu alat yang berfungsi memperluas jangkauan sinyal WIFI yang belum tercover oleh sinyal dari server agar bisa menangkap sinyal WIFI. Perangkat Repeater harus 2 alat, yakni untuk menerima sinyal dari server dan menyebarkannya kembali. Repeater beroperasi pada layer physical, dan umumnya digunakan pada thick dan thin net (Kabel coaxial), dengan topologi bus.
Fungsi repeater :
- untuk mengcover daerah-daerah yang lemah sinyal dari server
- untuk memperjauh sinyal dari server
- untuk mempermudah akses sinyal WIFI dari server

  • Bridge
Bridge berfungsi sama dengan repeater, namun lebih cerdas dan fleksibel. Bridge sebenarnya adalah repeater
yang digunakan untuk menghubungkan jaringan-jaringan meskipun tipe jaringan (Standard dan fast ethernet) dan jenis kabel (Coax dan UTP) berbeda. Bridge beroperasi pada layer physical dan data link. Bridge berfungsi untuk memisahkan sebuah jaringan yang luas menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dengan membaca alamat MAC (Media Access Control) dari setiap paket data yang diterima, dan kemudian mempelajari dridging table untuk memutuskan apa yang akan dikerjakan selanjutnya pada paket data tersebut, apakah diteruskan atau diabaikan. 



  • Hub
Hub pada dasarnya adalah multiport repeater. Hub berfungsi sebagai konsentrator, perangkat yang menyatukan kabel-kabel network dari tiap workstation. Pada hub, sinyal yang diterima dari suatu port tertentu, akan diteruskan ke semua port. Hub digunakan pada jaringan
topologi star dan beroperasi pada layer physical. 
Fungsi Hub :
  1. Memfasilitasikan Penambahan penghilangan atau penambahan workstation
  2. Menambah jarak network (fungsi sebagai repeater)
  3. Menyediakan fleksibilitas dengan mensupport interface yang berbeda (Ethernet, Toket ring, FDDI)
  4. Menawarkan featur yang fault tolerance (isolasi kerusakan)
  5. Memberikan menejemen yang tersentralisasi (koleksi informasi, diagnostic)


  • Switch
Switch adalah sebuah Networking Device yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa node dalam jaringan namun memiliki fungsi lain yaitu sebagai pencegah Collision (tabrakan) dengan cara memberikan jalur aliran data masing-masing sesuai Port/Collision Domain. Komunikasi data dapat dilakukan tanpa ada masalah.  Switch pada dasarnya adalah multiport bridge yang berfungsi sebagai konsentrator, perangkat yang menyatukan kabel-kabel network dari tiap workstation, sama dengan hub namun lebih cerdas. Signal yang diterima dari satu port akan diteruskan ke port tertentu sesuai tabel filter. Switch beroperasi pada layer physical dan data link dan digunakan pada jaringan topologi star. Dengan switch, maka kecepatan pentransferan data lebih terjamin.



  • Router
Router adalah alat yang menghubungkan beberapa Local Area Network. Router beroperasi pada layer physical, data link dan network. Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan yang lebih besar, yang disebut dengan internetwork, dan untuk mengoneksikan dua buah jaringan yang menggunakan media yang berbeda (seperti halnya router wireless yang pada umumnya selain dapat menghubungkan komputer dengan menggunakan radio, juga mendukung penghubungan komputer dengan kabel UTP).






 Sekian pembahasannya, maaf bila penjelasannya tidak lengkap. Terima Kasih :)

Sumber : 

Data Link Layer



Kembali lagi :)
pada kesempatan kali ini, saya akan membahas salah satu bagian dari 7 model OSI layer, yaitu Data Link Layer.

Data link layer berfungsi mengatur pengiriman frame dari satu lompatan ke lompatan berikutnya, dan memastikan frame tersebut diterima dengan baik.   




data link layer terbagi menjadi 2 sublayer, yaitu data link control dan media access control. Data link control memiliki beberapa fungsi. berikut fungsi beserta penjelasannya :
1. Error control
data dapat mengalami kerusakan (error) pada saat pengiriman data. naah, error control ini yang bertugas menangani apabila ada kerusakan data berupa single-bit error (hanya 1 bit dalam data yang berubah) dan burst error (2 atau lebih bit yang berubah). 
Burst error



Single bit error


ketika terjadi error, maka error control akan mendeteksinya menggunakan konsep redudansi dengan menambah bit pada tempat terjadi error tersebut.

Metode deteksi error :
  • Parity Check
       cara kerja parity check yaitu dengan menambahkan bit parity pada unit data, sehingga jumlah bit 1 menjadi genap.
  • Cyclic Redundancy Check (CRC)
          cara kerja ini melalui pembagian dengan menambahkan CRC remainder pada unit
data, sehingga codeword yang dikirim habis dibagi bilangan tertentu.
  • Checksum
       menjumlahkan suatu data yang telah dibagi menjadi dua kemudian dikomplemenkan (dibalik). Lalu ketika dikirim, maka dijumlahkan semuanya (data dan checksum). apabila semua hasilnya adalah 1 atau komplemennya semua 0, maka data diterima dan dilanjutkan ke layer berikutnya. 

Metode koreksi error :
  • Retransmission (frame yang error akan dikirimkan kembali)
  • Forward Error Correction (frame yang berisi informasi tambahan dapat dideteksi dimana terjadi error dan menjelaskan dimana aliran bit yang diterima error)

2. Flow Control
Fungsi kedua dari data link yaitu flow control. Flow control berfungsi mengatur aliran pengiriman data dari lompatan demi lompatan agar penerima tidak kebanjiran data. 

Diagram Flow              
sender mengirim data dengan selang waktu tertentu (waktu propagasi), kemudian diterima oleh receiver dengan mengirim konfirmasi kembali kepada sender.

Mekanisme Flow Control
  • Stop-and-Wait ARQ
sender akan mengirim frame pertama dan frame berikutnya akan dikirimkan setelah sender menerima konfirmasi (ACK) untuk frame sebelumnya dari receiver (artinya frame akan dikirimkan satu per satu). Jika sender tidak menerima konfirmasi (terjadi error saat pengiriman), maka frame akan dikirim ulang.



  • Go-Back-N ARQ
Beberapa frame akan dikirimkan dalam waktu yang bersamaan sementara menunggu konfirmasi (ACK) dari receiver. Jika sender tidak menerima konfirmasi dalam selang waktu tertentu, maka frame akan dikirimkan kembali dari awal. 



  • Selective Repeat ARQ
hampir sama dengan Go-Back-N, dimana beberapa frame akan dikirimkan dalam waktu yang bersamaan. Jika ada frame yang error, maka receiver akan mengirimkan konfirmasi negatif (NAK), dan frame (hanya yang error) akan dikirimkan kembali.




3. Media Access Control
media acces control bertugas menangani akses/link terhadap media untuk menghindari tabrakan dalam medium. Media access control terbagi menjadi dua protokol : 
1. Point-to-point Access (hanya satu data link yang digunakan/diakses)
2. Multiple Access (beberapa data link yang digunakan/diakses)


4. Addressing
Selain berfungsi sebagai error control dan flow control, data link layer juga bertugas untuk pengalamatan (addressing) agar suatu frame dapat sampai pada lompatan berikutnya. Alamat pada data link juga disebut alamat Fisikal, alamat MAC, atau alamat Ethernet. Alamat Ethernet terbagi menjadi tiga, Unicast (satu tujuan mesin), Multicast (satu pada beberapa mesin), dan Broadcast(satu pada semua mesin).
Alamat layer data link


5. Framing
Salah satu fungsi dari data link juga yaitu melakukan enkapsulasi (pembungkusan). Paket dari layer sebelumnya dibungkus menjadi frame. Format frame ada dua, wired LAN (menggunakan kabel) dan wireless LAN (tanpa kabel) dengan fungsinya masing-masing. 






 sekian pembahasan saya, semoga bermanfaat. Terima kasih :)
 Sumber : 


Sabtu, 21 September 2013

Physical Layer

Sekarang, saya akan membahas tentang Physical Layer.

Lapisan fisik (physical layer) adalah lapisan terbawah dari model referensi OSI, di mana lapisan ini berfungsi untuk menentukan karakteristik dan kabel yang digunakan untuk menghubungkan komputer dalam jaringan.  Physical Layer berfungsi menerima suatu frame yang sudah lengkap dari Data Link Layer dan mengcodenya sebagai suatu seri dari sinyal yang ditansmisikan ke media lokal (Membuat sinyal elektrik, optik, atau microwave yang merepresentasikan bit dari setiap frame).

Pengiriman frame ke media lokal mensyaratkan elemen dari physical layer, yaitu :
  • Media fisik dan konektor terkait (Misalnya Kabel UTP dengan konektor RJ-45)
  • Representasi bit di media
  • Encoding data dan kontrol informasi
  • Jalur transmitter dan receiver pada perangkat jaringan

 
Physical layer menjelaskan cara-cara mengirimkan bit-bit raw dari paket data logical melewati link fisikal yang menghubungkan node-node jaringan. Bit stream dapat dikelompokkan ke code-code atau symbol-symbol dan diubah ke sinyal fisik yang dikirimkan melewati sebuah perangkat keras media transmisi. Pysical layer menyediakan elekris, mekanikal, dan procedural interface ke media transmisi. Bentuk dan sifat dari konektor listrik, frekuensi untuk dibroadcast, skema modulasi yang digunakan dan paramater low-level serupa, ditentukan di sini.
Physical layer menerjemahkan permintaan komunikasi logik dari Layer Data Link ke operasi hardware-spesific yang mempengaruhi pengiriman dan permintaan sinyal.
Dalam sebuah local area network(LAN) atau sebuah metropolitan area network(MAN) yang menggunakan arsitektur open system interconnection (OSI), physical signaling sublayer adalah bagian dari Physical Layer yang:
  • Menghubungkan dengan sublayer medium access control (MAC) yang merupakan bagian dari Data Link Layer.
  • Melakukan encoding character, pengiriman, penangkapan, dan decoding.
  • Melakukan perintah fungsi isolasi.

Fungsi dan servis utama yang dilakukan oleh Physical Layer adalah:
  • Pengiriman bit-by-bit atau symbol-by-symbol.
  • Menyediakan sebuah standarasisasi interface ke media transimisi fisikal, mencakup : spesifikasi mekanikal dari konektor elektris dan kabel, untuk contoh panjang maksimal kabel. Spesifikasi elektris dari level sinyal line transimisi dan impedansi. Radio interface, termasuk alokasi frekuensi spectrum elektromagnet dan spesifikasi dari kekuatan sinyal, analog bandwidth, dll. Spesifikasi dari infrared radiation (IR) melewati fiber optik atau sebuah link komunikasi wireless IR.
  • Modulasi : proses menyampaikan sebuah sinyal pesan, misalnya bit stream  digital atau sinyal analog audio, dalama sinyal lain yang dapat dikirimkan secara fisik.
  • Line coding
    • Sinkronisasi bit dalam synchronous serial communication
    • Memulai dan menghentikan signalling dan mengontrol arus dalam asynchronous serial communication
    • Circuit switching
    • Multiplexing (memulai dan menghentikan koneksi circuit switched)
    • Menyaring equalization, training sequence, pulse shaping, dan sinyal processing dari sinyal fisikal lainnya.
    • Perbaikan forward error
    • Bit-interleaving dan channel coding lainnya.
Berikut adalah tanggungjawab utama dari physical layer:
  • Menentukan spesifikasi hardware
Detail dari berjalannya kabel, konektor, trancievers wireless radio, network interface cards, dan device hardware lainnya biasanya adalah fungsi dari physical layer.
  • Encoding dan signaling
Physical layer bertanggung jawab terhadap bermacam fungsi encoding dan signaling yang merubah data dari bit-bit yang berada di komputer atau device lainnnya ke sinyal yang dapat di kirim melewati jaringan.
  • Pengiriman dan penerimaan data
Setelah encoding data, physical layer benar-benar mengirimkan data, dan tentunya menerimanya. Perhatikan bahwa ini sama saja untuk jaringan wired dan wireless.
  • Topology dan design jaringan fisik
Pyhsical layer juga dianggap sebagai domain dari banyak hardware yang terkait dengan masalah desain jaringan, seperti topologi LAN dan WAN.

Pada saat pengiriman, kadang terjadi gangguan yang menyebabkan signal yang diterima tidak sama dengan yang dikirim. Penyebabnya antara lain pelemahan kekuatan signal, perubahan bentuk signal, dan gangguan eksternal lainnya. namun, pengecekan dan perbaikan gangguan tersebut akan menjadi tugas dari Data link Layer.

Demikian penjelasan saya, semoga bermanfaat yaa. Terima Kasih, God Bless ^_^



sumber : 
reza_chan.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.3 
http://jaringankomputerawal.wordpress.com/physical-layer/physical-layer-2/